Kesan yang menyenangkan ketika memasuki bulan ini.
Hawa liburan sudah terasa... Natal, Tahun Baru. :)
Atau bisa jadi kesan yang membuat hati tak karuan.
Karena target yang belom tercapai misalnya. Hhh...
Aku belom mau curhat. Biar kuceritain aja pengalaman temenku.
Hahahahahh... (ketawa puas.. biar dia liat tulisan ini...;p)
Nah, beberapa saat lalu aku menerima curahan hati seorang kawan. Kami ngobrol via telpon pintar -bukan orang pintar-. Ketik sana-sini, mata cenat-cenut liat tulisan...klik sana-sini. Bgitulah.
Yang jelas, ketika cerita ngalor-ngidul itu membuat aku merasa bahwa, "Yaaah...diriku gak sendirian mengalami kegalauan hidup ini.." ;p
Galau. Haha. Kata itu lagi jadi trending topic beberapa waktu terakhir ini, terutama di kalangan alay. Juga di twitter, fesbuk, or socmed lain. Yah pada akhirnya kami pun jadi ikutan alay karena senang memakai bahasa-bahasa mereka yg lagi ngetrend saat ini. Feel so young, isn't it? ;p
Tapi perlukah kita merasa galau?
Kata orang galau itu singkatan dari GOD Always Listening And Understanding. Ciieehhh...
Kalo dipikirin sih emang bener makna kata-katanya itu.
Tapi bukan itu yg mo dibahas.
Dan apa sebenernya galau itu?
Mendengar (membaca lebih tepatnya) cerita temenku itu tentang kegalauan yg dirasakannya...sebenernya aku pun juga merasakan hal yang sama.
Hati ini galau, risau, gundah, gulana, jika ada hal-hal yang kita bayangkan ingin terjadi ternyata tidak sesuai dengan harapan kita.
Kecewa, itu udah pasti. Itu perasaan wajar.
Dalam psikologi sendiri jelas dibilang bahwa hal-hal seperti itu menimbulkan stres. Stres merupakan suatu keadaan yang terjadi jika harapan tidak sesuai dengan realitanya.
Balik ke galau. Buatku galau itu sesuatu yang baik jika memang hati kita berpikir & merasa bahwa there's something wrong. There's something about
Ada hal-hal yang perlu & ingin kulakukan, tapi hingga saat ini tidak kulakukan. Kenapa?
Kenapanya itulah yg bikin galau. Karena kita tau ada banyak hal yg gak bisa kita lakukan karena kesalahan-kesalahan sendiri. But heyy... men (& women) made mistakes, right?
Hanya saja, beberapa dari kita seringkali susah untuk memulai dari mana & apa yang harus kita kerjakan.
Kita (aku) takut melakukan kesalahan-kesalahan (lagi).
It's always not easy to have a single step. Padahal di langkah-langkah berikutnya kita tau akan ada banyak step yang dilalui.
Galau = baik, jika itu diibaratkan seperti...
- galau karena melihat dosa yg kita lakukan, orang lakukan, negara lakukan.
- galau karena tak ingin melihat keluarga & orang lain menderita.
- galau karena ingin melakukan hal-hal baik tapi merasa susah.
- dan lain sebagainya.
Yah..galaulah untuk sesuatu yang bisa membangun.
Galau akan lebih baik daripada apatis atau cold-hearted.
Teringat satu ungkapan seorang tokoh adat kampung di Bali yang kudengar dari stasiun TV manca :
"Hidup itu seperti piramida.
Di lapis paling bawah itulah masa mudamu; dirimu akan dikelilingi banyak orang, banyak teman, rekan, kenalan. Nikmati masa mudamu, lakukan perjalanan, lakukan kesalahan-kesalahan.
Di lapis tengah; kamu akan menemukan jati dirimu. Kamu akan tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu. Kamu mulai memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah kamu buat.
Di lapis teratas, saat hidup mulai mengerucut; kamu sesungguhnya hanya seorang diri saat naik ke atas. Satu per satu teman mulai meninggalkanmu. Kamu bersiap untuk mempertanggungjawabkan hidupmu di atas."
Yaah..gak persis bgitu sih, tapi intinya kira-kira begitu yang aku tangkap.
Ohh.. okee.. aku nulis apa sih nih? Mule ga jelas yaa arahnya ke manaaa..?
Soalnaa..udah ngantuk. Jadi ngelantur. ;p
Buat temenku yg cerita & (tadi) bikin (gak) ngantuk, sabarlah! Berjuanglah!
Dirimu sudah melakukan 1 hal yang benar, yaitu menceritakan mimpimu.
Setelah cerita, mungkin kamu bisa melakukan step yg berikutnya.
Mencomot kata Om Obama: "Yes You Can!"
Alam semesta akan mendengarkannya & mengumpulkan energinya utk mendorongmu & membantumu melakukan berbagai hal baik yg ingin kau lakukan (eh kok jd rada mistis yaa...).
Yaa..yaa..aniwei thanks for sharing.
Mari kita lanjutkan mimpinya.
~ Pertemanan & persahabatan bagai bara api. Ia akan lebih panas & berguna ketika berkumpul dengan kawanannya & menghangatkan suasana; tanpa kawanannya bara api lama-kelamaan akan dingin.~