Showing posts with label Little thought. Show all posts
Showing posts with label Little thought. Show all posts

Thursday, December 1, 2011

First of December

Desember. 
Kesan yang menyenangkan ketika memasuki bulan ini.
Hawa liburan sudah terasa... Natal, Tahun Baru. :)
Atau bisa jadi kesan yang membuat hati tak karuan.
Karena target yang belom tercapai misalnya. Hhh... 
Aku belom mau curhat.  Biar kuceritain aja pengalaman temenku. 
Hahahahahh... (ketawa puas.. biar dia liat tulisan ini...;p)


Nah, beberapa saat lalu aku menerima curahan hati seorang kawan. Kami ngobrol via telpon pintar -bukan orang pintar-. Ketik sana-sini, mata cenat-cenut liat tulisan...klik sana-sini. Bgitulah.
Yang jelas, ketika cerita ngalor-ngidul itu membuat aku merasa bahwa, "Yaaah...diriku gak sendirian mengalami kegalauan hidup ini.." ;p
Galau. Haha. Kata itu lagi jadi trending topic beberapa waktu terakhir ini, terutama di kalangan alay. Juga di twitter, fesbuk, or socmed lain. Yah pada akhirnya kami pun jadi ikutan alay karena senang memakai bahasa-bahasa mereka yg lagi ngetrend saat ini. Feel so young, isn't it? ;p


Tapi perlukah kita merasa galau?
Kata orang galau itu singkatan dari GOD Always Listening And Understanding. Ciieehhh...
Kalo dipikirin sih emang bener makna kata-katanya itu.
Tapi bukan itu yg mo dibahas.
Dan apa sebenernya galau itu?


Mendengar (membaca lebih tepatnya) cerita temenku itu tentang kegalauan yg dirasakannya...sebenernya aku pun juga merasakan hal yang sama.
Hati ini galau, risau, gundah, gulana, jika ada hal-hal yang kita bayangkan ingin terjadi ternyata tidak sesuai dengan harapan kita.
Kecewa, itu udah pasti.  Itu perasaan wajar.
Dalam psikologi sendiri jelas dibilang bahwa hal-hal seperti itu menimbulkan stres. Stres merupakan suatu keadaan yang terjadi jika harapan tidak sesuai dengan realitanya.
Balik ke galau. Buatku galau itu sesuatu yang baik jika memang hati kita berpikir & merasa bahwa there's something wrong. There's something about Mary me. 
Ada hal-hal yang perlu & ingin kulakukan, tapi hingga saat ini tidak kulakukan. Kenapa?
Kenapanya itulah yg bikin galau. Karena kita tau ada banyak hal yg gak bisa kita lakukan karena kesalahan-kesalahan sendiri. But heyy... men (& women) made mistakes, right?
Hanya saja, beberapa dari kita seringkali susah untuk memulai dari mana & apa yang harus kita kerjakan.
Kita (aku) takut melakukan kesalahan-kesalahan (lagi).
It's always not easy to have a single step. Padahal di langkah-langkah berikutnya kita tau akan ada banyak step yang dilalui.
Galau = baik, jika itu diibaratkan seperti... 
- galau karena melihat dosa yg kita lakukan, orang lakukan, negara lakukan.
- galau karena tak ingin melihat keluarga & orang lain menderita.
- galau karena ingin melakukan hal-hal baik tapi merasa susah.
- dan lain sebagainya.
Yah..galaulah untuk sesuatu yang bisa membangun.
Galau akan lebih baik daripada apatis atau cold-hearted.


Teringat satu ungkapan seorang tokoh adat kampung di Bali yang kudengar dari stasiun TV manca :
"Hidup itu seperti piramida.
Di lapis paling bawah itulah masa mudamu; dirimu akan dikelilingi banyak orang, banyak teman, rekan, kenalan.  Nikmati masa mudamu, lakukan perjalanan, lakukan kesalahan-kesalahan.
Di lapis tengah; kamu akan menemukan jati dirimu. Kamu akan tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu. Kamu mulai memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah kamu buat.
Di lapis teratas, saat hidup mulai mengerucut; kamu sesungguhnya hanya seorang diri saat naik ke atas. Satu per satu teman mulai meninggalkanmu. Kamu bersiap untuk mempertanggungjawabkan hidupmu di atas."


Yaah..gak persis bgitu sih, tapi intinya kira-kira begitu yang aku tangkap.





Ohh.. okee.. aku nulis apa sih nih? Mule ga jelas yaa arahnya ke manaaa..?
Soalnaa..udah ngantuk. Jadi ngelantur. ;p
Buat temenku yg cerita & (tadi) bikin (gak) ngantuk, sabarlah! Berjuanglah! 
Dirimu sudah melakukan 1 hal yang benar, yaitu menceritakan mimpimu.
Setelah cerita, mungkin kamu bisa melakukan step yg berikutnya.
Mencomot kata Om Obama: "Yes You Can!"
Alam semesta akan mendengarkannya & mengumpulkan energinya utk mendorongmu & membantumu melakukan berbagai hal baik yg ingin kau lakukan (eh kok jd rada mistis yaa...).


Yaa..yaa..aniwei thanks for sharing.
Mari kita lanjutkan mimpinya.


~ Pertemanan & persahabatan bagai bara api. Ia akan lebih panas & berguna ketika berkumpul dengan kawanannya & menghangatkan suasana; tanpa kawanannya bara api lama-kelamaan akan dingin.~

Tuesday, March 8, 2011

Udah Maret!!

Hosh..hosh... rasanya belom ngapa-ngapain ternyata udah Maret aja.
Dan ungkapan 'the art of doing nothing' itu masih menggeliat di benakku..huhu...
Walopun kita tau kita gak mungkin doing nothing even cuma seharian aja.
Pasti tetep gerak kan? Tetep jalan, ngambil makan, minum, nonton, bersihin pupnya si guguk, mandi, keluar beli ini-itu, de el el...
Mungkiin... mungkin lho yaa... Kalo mau bener-bener menghayati doing nothing adalah saat Nyepi (Oia, 5 Maret kemaren hari Nyepi).
Gak pernah sih nikmatin suasana Nyepi di Bali yg katanya bener-bener sepi & khusyuk banget. Someday pengen juga... karena aku juga hobi berkontemplasi...hehe.. walo seringkali hasilnya hanya ada dalam pikiran... ;p

Duluuuu sekali, aku punya waktu yang aku khususkan untuk berpuasa, berdoa, atau merenung... sehingga rasanya sedikit lega, plong, santai, tenang. Lalu beraktivitas lagi.
Yeaaahh..gak seharian penuh juga. Karena pasti ada aja gangguannya. ;p

Tapi punya satu hari aja yang kita bebaskan untuk sejenak merefleksi, membuang energi negatif dalam pikiran & diri, mengontrol apa yang kita makan, dan segala hal yang berhubungan dengan mendetox tubuh & jiwa, pastilah akan sangat mengesankan.
Masalahnya, punyakah kita tekad yang kuat untuk itu?
Menjadikan 'doing nothing' itu sebagai bentuk pembersihan diri & setelahnya melakukan perbaikan-perbaikan.
Kadang kita (aku) ngerasa terlalu 'penuh' untuk melakukan kontemplasi saja.
Ada banyak agenda, banyak rencana dalam pikiran, banyak hal-hal yang harus dikerjakan/diurus... walaupun mungkin pada akhirnya ada aja yang enakan dikerjakan besok-besok... 
Tapi yaa..kuakui, 'kepenuhan' hidup kita dengan banyak urusan di sekeliling kita ini memang membuat kita tetep aktif (senggaknya dalam pikiran --> mikir juga perlu energi), membuat kita tetep sadar.
Jadi, selama kita masih bisa bergerak, ya bergeraklah...
Tapi jangan lupa mencharge tubuh & jiwa kita dengan asupan yang baik.


Aktivitas itu perlu, istirahat pun perlu.
Bergerak perlu, kontemplasi pun perlu.
Hidup perlu seimbang. Jiwa & raga perlu keharmonisan.
Hmm...seems nice. ;)
Semoga bisa dilakukan di bulan ini.

Daftar yang (seharusnya) bisa kulakukan:
- Bangun lebih pagi & berolahraga (ouch!)
- Makan buah supaya daya tahan tubuh lebih baik
- Makan tepat waktu & seimbang (agak sulit mengingat kadang malas masak sendiri..hahaha..)
- Setting pikiran & tindakan pada tombol 'Right'-'Positive'-'Keep moving'-'Bless others'
- Doing hobby like dancing & doing art-thingy
- Loving more :)
- bla bla bla.....

Next agenda, please!

Friday, November 12, 2010

Dini Hari Kelabu

Aku pikir malam itu aku hanya mendengar suara deru kendaraan yang lewat samar-samar.  Tapi ternyata suaranya tak kunjung reda.
Malah makin menggemuruh.
Dan aku mulai merasakan getaran-getaran yang cukup kuat menggoyang kaca rumah.
Cukup sudah gempa yang pernah kurasakan Mei 2006 lalu di Jogja.
Sampai hari ini aku masih sedikit trauma dengan suara-suara dari dalam bumi.
Haruskah sekarang terulang lagi?

Spontan kupanggil adikku di lantai bawah.
Kutanya dia apa benar ini gempa. Dia bilang kaca-kaca bergetar, ada suara gemuruh; ada apa?  Yaahh...aku juga mendengarnya dari tadi.

Aku langsung ke bawah. Mengira-ngira yang terjadi. Membuka pintu rumah dan bergegas ke luar.
Tetangga sebelah rumah pun sudah ada di luar dan bertanya padaku apa yang sedang terjadi. Mereka pasangan suami-istri dengan putri kecil mereka tergendong dalam pelukan si ayah.
Kami melihat di utara rumah kami awan putih-kelabu yang bercampur kemerahan... langit tampak cukup terang..
Kami menyimpulkan...gemuruh & getaran ini berasal dari Gunung Merapi!
Tapi saat itu aku tak terpikir bahwa langit kemerahan itu berasal dari lava pijar merapi yang meletus dini hari itu.


Hatiku sedikit ciut, mengingat bahwa di rumah kami yang berjarak 25-30 km ini saja gemuruhnya terdengar...getarannya pun menggoyang kaca-kaca rumah.
Tak terbayang bagaimana perasaan orang-orang yang ada di atas sana?
Kami juga tidak mengetahui berita apa-apa. Di TV belum ada tanda-tanda berita terbaru.

Kami lalu masuk ke rumah, menyetel radio, dan aku berpikir untuk packing.
Ya, kusiapkan ransel, memasukkan segala sesuatu yang penting untuk dibawa sewaktu-waktu.

Di radio kami dengar, beberapa orang merasakan hal yang sama. Bahkan warga di Imogiri nun jauh di selatan sana juga mendengar suara gemuruhnya.
Aku melihat status teman-teman di Facebook. Banyak teman-teman yang di Jogja juga merasakan hal yang sama, ternyata.

Tak lama, warga ada yang melaporkan di radio itu di tempatnya sedang terjadi hujan pasir/hujan krikil. Kami terhenyak. Hujan pasir? Hujan krikil?
Tak pernah terbayang.
Di radio disebutkan, para warga yang panik banyak yang turun ke arah selatan untuk menyelamatkan diri. Kondisi jalan Kaliurang sangat padat.

Baru saja aku mau mengeluarkan motor untuk mengetahui kondisi jalan utama dini hari itu. Tapi tak lama, terdengar bunyi 'kletiik..pletakk..tikk...tiikk..'. Kusadari, hujan pasir sudah sampai di rumah kami. Aku tak jadi ke luar.

Kami hanya bisa berserah penuh pada kuasa Yang MahaAgung.
Dalam suasana yang mencekam saat itu, kami tetap merasakan perlindungan-Nya.
Kami mencoba untuk tetap tenang, tapi juga waspada.
Perasaan cemas, gelisah, takut, was-was, penasaran, bercampur jadi satu.
Terasa sedikit lelah memang. Mencari informasi ke sana kemari, demi memberikan kepastian dalam diri.
Setelah semua reda.. walau hati tak tenang, baru kami bisa tertidur saat subuh.
Benar-benar menantikan berita baru keesokan paginya. 


Hari ini...dini hari ini... tepat seminggu.

Tuesday, September 21, 2010

Kenapa Tarian Bulan?

Mmm... yaa.. kenapa alamat blog ini dinamai tarianbulan?
Aku baru inget.  Karena dulu waktu milih-milih nama, pengennya nama 'Moondance'.
Soalnya lagi seneng-senengnya denger lagu Michael Buble... hehehee...
Ternyata pilihan nama itu lagi gak tersedia... ya udah, terjemahin aja ke Bahasa Indonesia, jadi deh tarianbulan. Haha.. so simple.

Kenapa juga pilihannya moondance atau tarianbulan?
Nah, ini ada alasan psikologisnya. Jiaahh..
Gini... dari kecil aku sukaaa banget liat orang nari, terutama nari modern atau balet.
Pas gede gini cuma bisa belajar salsa.. tapi ya okelah, lumayan buat olahraga & ngerasa seksi.. hwhw.. :p)
So, pas mikir nama gitu langsung kepikiran aja sesuatu yang berhubungan dengan tarian.
Jadilah nama blog ini. Gak ada maksud apa-apa, apalagi memperkenalkan tarian... 
Tapi pengen juga deh someday aku posting tentang tarian.
Mmm... mungkin tentang Ramayana Ballet yang terkenal itu? Itu termasuk tarian bulan lho.. soalnya aku nonton tarian itu outdoor di bawah sinar rembulan.. Aahh indaaah deeh..! :)

Next time yaah... :)

Thursday, July 22, 2010

Tentang Berkendara


Sudah jamak di Indonesia ini, pengguna jalan, baik pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor/tidak, gak selalu mengindahkan peraturan lalu lintas dan tata tertib berkendara.

Contoh yang paling sering kita (aku) lihat misalnya:
1.  Berhenti di depan garis batas/zebra cross yang ada di perempatan jalan bertraffic-light.  Akibatnya, penyeberang jalan jadi gak bisa lewat dengan leluasa karena ketutupan sama kendaraan.  Trus, pengendaranya kadang-kadang jadi gak aware sama lampu yang lagi nyala saat itu, sehingga kalo pas ijo biasanya diklakson dulu ma yang di belakangnya karena dia gak ngeliat trafficlightnya udah ijo terang.

2.  Suka ngelanggar marka jalan/garis pembatas di tengah jalan itu, baik yang putus-putus maupun yang garis lurus panjang, didouble-in pula.
Padahal maksudnya kan itu strictly gak boleh dilanggar.  Akibatnya, pengguna jalan yang lain di bagian sebelah kanan dari arah sebaliknya jadi kekurangan tempat untuk lewat, sehingga seringkali jadi penyebab macet.
NB: Jadi inget wkt ada bus yg nyalip & dia uda di luar markanya bgt.. gmn gak deg2an tuh org yg dari arah sebaliknya?? hwhw..

3.  Kalo nyopirin mobil/motor gak bawa surat2, such as STNK & SIM.
Pada suka ditilang kali ya?  Itu pun juga seringan nyuap polisinya. ;p

4.  Suka lupa pake helm, apalagi kalo cuma deket.
People, inget dunk, helm kan bukan cuman buat pajangan kepala.  Walo gak enak atau gak suka, tapi inget fungsi pentingnya, yaitu untuk keselamatan (baca: melindungi kepala). Yea.. melindungi kepala, otak, wajah, supaya gak terlalu bonyok kalo pas lagi apes nabrak atau ditabrak.  Yah, alesannya gak banget sih.  Tapi... tapi... daripada nyesel seumur idup kalo ada apa-apa??  (Aku sih masih sayang kepala dan otakku.)

5.  Gak tau etika di jalan.
Sering banget aku nemuin orang yang markir mobil di depan pertigaan gang kecil.  Ato bikin lapak koran di pinggir gang, dengan koran & majalah yang dijentrengin (duh, maap, bahasanya enak begitu sih) atas-bawah, sehingga menghalangi pandangan orang yang keluar dari gang.  Ato parkir di depan tanda P coret itu. Waahh... agak buta huruf mungkin.  Oia, pernah juga nemuin tukang becak (dia pengguna jalan kan?) yang juga kadang seenaknya melenggang pelan di tengah2 jalan..
Ada juga orang yang asal ngebut lurus ato ngebut zig-zag, gak nyadar kalo dia ada di jalan umum & bisa aja nyenggol orang gak bersalah.

6.  Kalo orang nyebrang, seringnya pengendara tuh gak mau kasih jalan buat yang nyebrang.  Musti lambai-lambai tangan dulu sambil permisi-permisi ma orang-orang biar dikasih lewat (terutama kalo gak di zebra cross.. eh.. tapi di zebra cross juga kadang-kadang begitu).


Daaann.. mungkin sejuta pelanggaran-pelanggaran lain yang sering kita lakukan sebagai pengguna jalan dengan kendaraan bermotor.
So, mari introspeksi diri biar masing-masing menghormati hak sebagai pengguna jalan, dan dengan kesadaran itu, jalanan Indonesia jadi lebih tertib, lancar, dan moga-moga yaaa.. gak macet lagi. 

*pengendara-motor-newbie*

Wednesday, April 29, 2009

Mengalami Rupiah

Ternyata..... semua rupiah yang kita keluarkan selama ini hanyalah demi membeli sebuah pengalaman.

5000 rupiah untuk pengalaman menikmati soto depan kuburan pagi-pagi sehabis jogging.
6500 rupiah untuk menukar pengalaman menyantap sepiring lontong opor dan segelas es teh di siang hari nan terik.
2300 rupiah untuk memfotokopi serangkaian jurnal di dekat supermarket.
4000 rupiah demi pengalaman naik bus untuk pergi dari kos ke kampus, dan pulang dari kampus ke kos.
10.000 rupiah demi mengalirkan 2 liter lebih bensin ke dalam tangki motor.
25.000 rupiah untuk menikmati duduk di sofa empuk di sebuah gedung yang orang sebut sebagai 21 (kenapa gak 20 atau 200 ya??) dan menonton sebuah film bergenre drama.
45.000 rupiah untuk mengalami yang namanya facial di salon yang nyaman dan sejuk setelah berkelana di siang yang sangat cerah.
267.000 rupiah untuk secarik kertas yang akan menjadi kartu aman kita saat diperiksa di bandara dan dipersilakan masuk kabin penumpang yang akan membawa kita mengalami perpindahan kota dari Jogja ke Jakarta.
168.000 rupiah hanya agar bisa memakai dress putih yang cantik membalut tubuh.

219.000 rupiah guna merangkai kaki dengan sepatu ungu yang lucu.

Dan... rupiah demi rupiah lain yang kita habiskan demi menikmati pengalaman-pengalaman setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap bulan, setiap tahun.

Jadi, saat ini aku lagi mikir...rupiah di tanganku sekarang mau ditukar dengan pengalaman apa lagi ya hari ini? ;p

Yaah...pada akhirnya...toh kita tetap harus melakukan & menikmati pekerjaan kita sekarang demi mendapat pengalaman yang dinamakan 'gajian'....

Cheers!
^^

Monday, June 16, 2008

I'm always here

Mendengarkan seringkali bukan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apalagi jika kita mendengarkan hal-hal yang tidak disukai oleh telinga kita.

Kemarin aku mendengarkan sahabatku berkeluh kesah dan akhirnya menangis sedih. Aku bukannya tidak mau mendengarkan, tapi rasanya sakit ketika merasakan kepedihannya.


Dan begitulah sahabat.
Walaupun jauh, seorang sahabat tetap perlu menyiapkan dirinya untuk ditumpahi oleh segala suasana hati. Bahkan jika harus menangis sedih di balik telepon.. hanya bisa memberi telinga dan memberi semangat agar sahabat di seberang sana dapat kuat menghadapi berbagai hal yang menekannya.

Untuk sahabatku nun jauh di sana..
Sabar yah..aku mendengarkanmu. Aku mengerti. Aku peduli.
Tapi Dia lebih peduli pada hidupmu.
Jadi, tetaplah kuat dan bersemangat seperti kamu yang ku kenal... karena aku tahu, semuanya bisa kamu lewati dengan doa-doa kita.

I'm always here.. as usual..

Monday, June 9, 2008

Nulisnulis

Sebenernya, kenapa sih kita musti nulis?
Aku udah terlalu lama berpikir.. dan ternyata otak ini memang perlu menampung buah-buahnya dalam bentuk buah pikir tertulis.
Hmm...
Apa sih yang kupikirkan?




*Jangan-jangan aku sedang tidak ingin menulis...*